Wednesday 30 March 2016

Bleaching! Jangan produk kecantikan Terlalu Tak Jarang


produk kecantikan

KULIT putih selalu menjadi dambaan bagi setiap wanita. Beraneka Ragam Macam cara dilakukan utk mendapati kulit yang putih dan bersih. Salah satunya adalah dgn laksanakan bleaching. Bleaching membuat warna kulit nampak cerah juga lebih bercahaya. produk kecantikan

Tetapi menurut dr. Herlina Liwan, Branch Manager dan Consultant Doctor dari Esther House of Beauty Jl. Mendawai 1/88 Kebayoran Baru, kulit yang gelap justru amat sangat bagus utk kesehatan.

“Kulit gelap justru tidak rentan terkena kanker kulit,” menurutnya.
Bleaching! Janganlah Hingga Terlalu sering
KULIT putih selalu menjadi dambaan bagi setiap wanita. Bermacam Macam trik dilakukan buat memperoleh kulit yang putih dan bersih. Salah satunya adalah dengan melaksanakan bleaching. Bleaching membuat warna kulit tampak cerah pula lebih bercahaya.

Namun menurut dr. Herlina Liwan, Branch Manager dan Consultant Doctor dari Esther House of Beauty Jl. Mendawai 1/88 Kebayoran Baru, kulit yang gelap justru teramat amat sangat bagus buat kesehatan.

“Kulit gelap justru tidak rentan terkena kanker kulit,” katanya.

Warna kulit setiap orang, sambungnya, dipengaruhi oleh melanin, pigmen berwarna gelap yang diproduksi dalam sel melanosit. Terjadinya perbedaan warna kulit pada setiap orang disebabkan oleh perbedaan ukuran dan kebolehan produksi melanosit.

“Semakin gelap warna kulit seseorang semakin banyak. dan seperti yang tadi sudah saya bilang, kulit yang kaya akan melanin relatif lebih tahan terhadap proses penuaan dan kanker kulit,” jelasnya.

Warna kulit yang dimiliki oleh sebagian akbar penduduk di Indonesia ialah cokelat atau sawo matang. Masalahnya, orang Indonesia berranggapan bahwa kulit putih lebih menawan dan menarik.

“Padahal di luar negeri sana banyak orang Eropa yang punya anggapan bahwa kulit sawo matang justru lebih elegan dan menarik,” jelasnya.

tidak cuma warna kulit dipengaruhi oleh melanin, konsisten ada sekian tidak sedikit factor yang menyebabkan kulit berwarna gelap, antara lain, aspek genetis, hormonal, makanan, kosmetik, obat-obatan, penyakit, dan terkena paparan sinar matahari.

“Ultraviolet itulah yang menyebabkan warna kulit menjadi berubah. dan itu dikarenakan UV merangsang terbentuknya pigmen melanin,” jelasnya.

Katanya, jikalau jumlah melanin di dalam kulit bertambah, akan terjadi hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi merupakan penyakit kelainan warna kulit. Sedangkan penyakit kulit yang tak jarang dijumpai di Indonesia yakni melasma, efelid, lentigen, dan hiperpigmentasi pascaradang.

“Kita harus mengetahui beberapa jenis penyakit kelainan warna kulit,” jelasnya.

Melasma yakni bercak-bercak berwarna cokelat, biru kelabu, atau cokelat kelabu yang tak jarang menimpa wanita yang sudah melahirkan. Daerah wajah, leher, dan tangan ialah daerah yang paling tak jarang terkena.

“Hal ini disebabkan oleh bermacam macam elemen. Dikarenakan kehamilan, pil antihamil, kosmetika, obat-obatan, genetik, kurang gizi, rintangan fungsi kelenjar endokrin atau fungsi hati,” terang dr. Herlina.

Efelid atau yang tak jarang disebut dengan freckles yaitu kelainan warna kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Aspek ini mengakibatkan kulit sanggup tibul bercak-bercak cokelat kecil.

“Biasanya freckles itu ada pada orang yang berkulit putih,” imbuhnya.

di luar itu, freckles juga termasuk juga serta ke dalam penyakit keturunan. Seperti halnya efelid, lentigen serta memiliki sifat genetis.

“Ini pula karena meningkatnya jumlah melanosit,” ungkapnya.

Kelainan ini kelihatan seperti bercak kecil berwarna cokelat hingga hitam, berbatas tegas, dan tak sedikit ditemui di kulit yang terpapar sinar matahari hingga telapak kaki dan tangan.

Sedangkan hiperpigmentasi pascaradang ialah kelainan warna kulit setelah terjadinya peradangan kepada kulit. Menurut dr. Herlina, semakin gelap warna kulit, hiperpigmentasi akan semakin gelap pula.

“Sebelum jalankan proses bleaching, kita harus mengetahui kelainan. Kelainan kulit agar tidak berlangsung efek samping pada kulit,” imbuhnya.

Saat ini tak sedikit wanita yang memilih melakukan bleaching untuk membuat kulit cerah. Bleaching merupakan teknik menghilangkan atau mengurangi pigmen berwarna gelap yang diproduksi oleh sel melanosit.

“Banyak manfaat yang didapatkan setelah bleaching, yaitu kulit jadi lebih cerah,” kata dr. Herlina.

Dikala ini, sambung dr. Herlina tak sedikit produk pemutih yang sudah aman diperlukan. Produk pemutih atau skin bleaching atau skin whitening tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kulit. Menurut dr. Herlina, bleaching sebenarnya tidak berbahaya, terutama kalau dilakukan dengan benar.

“Memang ada efek samping dari bleaching. Namun itu hanya gatal-gatal. Tapi yang perlu diperhatikan adalah sensitivitas kulit,” katanya.

Rasa gatal muncul lantaran kulit yang sensitif dan dikarenakan factor iritasi ringan yang bersifat sementara.

“Kalau karena iritasi ringan yang bersifat sementara, itu bukan satu masalah gede. Itu seperti adaptasi yang terjadi antara kulit dan krim bleaching-nya. selanjutnya, gatal-gatal itu akan hilang dgn sendirinya,” terangnya.

Walaupun tidak berbahaya, bleaching pada dasarnya mengubah warna pigmen melanin rambut.

“Karena bleaching kepada dasarnya mengubah warna pigmen melanin rambut. Dalam aspek ini bulu pada tangan, wajah, dan kaki. Semakin tak jarang menggunakan bleaching, bulu rambut pada tangan, kaki dan wajah sanggup semakin rapuh,” urainya.
Warna kulit setiap orang, sambungnya, dipengaruhi oleh melanin, pigmen berwarna gelap yang diproduksi dalam sel melanosit. Terjadinya perbedaan warna kulit pada setiap orang disebabkan oleh perbedaan ukuran dan kemampuan produksi melanosit.

“Semakin gelap warna kulit seseorang semakin tak sedikit. dan seperti yang tadi sudah saya bilang, kulit yang kaya dapat melanin relatif lebih tahan pada proses penuaan dan kanker kulit,” jelasnya.

Warna kulit yang dimiliki oleh sebagian besar penduduk di Indonesia merupakan cokelat atau sawo matang. Masalahnya, orang Indonesia berranggapan bahwa kulit putih lebih menawan dan menarik.

“Padahal di luar negeri sana tak sedikit orang Eropa yang menganggap bahwa kulit sawo matang justru lebih jelita dan menarik,” tuturnya.

terkecuali warna kulit dipengaruhi oleh melanin, masih ada sekian tidak sedikit faktor yang menyebabkan kulit berwarna gelap, antara lain, faktor genetis, hormonal, makanan, kosmetik, obat-obatan, penyakit, dan terkena paparan sinar matahari.

“Ultraviolet itulah yang menyebabkan warna kulit menjadi berubah. dan itu sebab UV merangsang terbentuknya pigmen melanin,” katanya.

Tuturnya, apabila jumlah melanin di dalam kulit bertambah, akan terjadi hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi ialah penyakit kelainan warna kulit. Sedangkan penyakit kulit yang tak jarang dijumpai di Indonesia adalah melasma, efelid, lentigen, dan hiperpigmentasi pascaradang.

“Kita harus mengetahui beberapa tipe penyakit kelainan warna kulit,” jelasnya.

Melasma yakni bercak-bercak berwarna cokelat, biru kelabu, atau cokelat kelabu yang tak jarang menimpa wanita yang sudah melahirkan. Daerah wajah, leher, dan tangan ialah daerah yang paling tak jarang terkena.

“Hal ini disebabkan oleh beragam macam hal. Sebab kehamilan, pil antihamil, kosmetika, obat-obatan, genetik, kurang gizi, hambatan fungsi kelenjar endokrin atau fungsi hati,” terang dr. Herlina.

Efelid atau yang tak jarang disebut bersama freckles ialah kelainan warna kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Hal ini mengakibatkan kulit mampu tibul bercak-bercak cokelat kecil.

“Biasanya freckles itu ada kepada orang yang berkulit putih,” imbuhnya.

di luar itu, freckles juga termasuk juga pula ke dalam penyakit keturunan. Seperti halnya efelid, lentigen serta memiliki sifat genetis.

“Ini pula lantaran meningkatnya jumlah melanosit,” ungkapnya.

Kelainan ini tampak seperti bercak kecil berwarna cokelat hingga hitam, berbatas tegas, dan tak sedikit ditemui di kulit yang terpapar sinar matahari hingga telapak kaki dan tangan.

Sedangkan hiperpigmentasi pascaradang adalah kelainan warna kulit setelah terjadinya peradangan terhadap kulit. Menurut dr. Herlina, semakin gelap warna kulit, hiperpigmentasi bisa semakin gelap pun.

“Sebelum laksanakan proses bleaching, kita harus mengetahui kelainan. Kelainan kulit supaya tidak berjalan dampak samping pada kulit,” imbuhnya.

Diwaktu ini tak sedikit wanita yang memilih jalankan bleaching untuk membuat kulit cerah. Bleaching adalah teknik menghilangkan atau mengurangi pigmen berwarna gelap yang diproduksi oleh sel melanosit.

“Banyak manfaat yang didapatkan setelah bleaching, ialah kulit jadi lebih cerah,” kata dr. Herlina.

Dikala ini, sambung dr. Herlina tak sedikit produk pemutih yang sudah aman digunakan. Produk pemutih atau skin bleaching atau skin whitening tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kulit. Menurut dr. Herlina, bleaching sebenarnya tidak berbahaya, terutama kalau dilakukan dengan benar.

“Memang ada resiko samping dari bleaching. Tapi itu hanya gatal-gatal. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah sensitivitas kulit,” jelasnya.

Rasa gatal muncul sebab kulit yang sensitif dan karena hal iritasi ringan yang bersifat sementara.

“Kalau karena iritasi ringan yang bersifat sementara, itu bukan satu masalah gede. Itu seperti adaptasi yang terjadi antara kulit dan krim bleaching-nya. kemudian, gatal-gatal itu akan hilang dengan sendirinya,” terangnya.

Meski tidak berbahaya, bleaching terhadap dasarnya mengubah warna pigmen melanin rambut.
Bleaching! Janganlah Hingga Terlalu sering
KULIT putih selalu menjadi dambaan bagi setiap wanita. Bermacam Macam trick dilakukan buat mendapati kulit yang putih dan bersih. Salah satunya ialah dgn jalankan bleaching. Bleaching membuat warna kulit kelihatan cerah serta lebih bercahaya.

Tapi menurut dr. Herlina Liwan, Branch Manager dan Consultant Doctor dari Esther House of Beauty Jl. Mendawai 1/88 Kebayoran Baru, kulit yang gelap justru amat sangat amat sangat bagus buat kesehatan.

“Kulit gelap justru tidak rentan terkena kanker kulit,” jelasnya.

Warna kulit setiap orang, sambungnya, dipengaruhi oleh melanin, pigmen berwarna gelap yang diproduksi dalam sel melanosit. Terjadinya perbedaan warna kulit terhadap setiap orang disebabkan oleh perbedaan ukuran dan kapabilitas produksi melanosit.

“Semakin gelap warna kulit seseorang semakin tak sedikit. dan seperti yang tadi sudah saya bilang, kulit yang kaya akan melanin relatif lebih tahan kepada proses penuaan dan kanker kulit,” jelasnya.

Warna kulit yang dimiliki oleh sebagian gede penduduk di Indonesia yaitu cokelat atau sawo matang. Masalahnya, orang Indonesia berranggapan bahwa kulit putih lebih kece dan menarik.

“Padahal di luar negeri sana tak sedikit orang Eropa yang menganggap bahwa kulit sawo matang justru lebih cantik dan menarik,” jelasnya.

selain warna kulit dipengaruhi oleh melanin, terus ada sekian tidak sedikit perihal yang menyebabkan kulit berwarna gelap, antara lain, hal genetis, hormonal, makanan, kosmetik, obat-obatan, penyakit, dan terkena paparan sinar matahari.

“Ultraviolet itulah yang menyebabkan warna kulit menjadi berubah. dan itu karena UV merangsang terbentuknya pigmen melanin,” menurutnya.

Tuturnya, jika jumlah melanin di dalam kulit bertambah, bakal berjalan hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi adalah penyakit kelainan warna kulit. Sedangkan penyakit kulit yang tak jarang dijumpai di Indonesia ialah melasma, efelid, lentigen, dan hiperpigmentasi pascaradang.

“Kita harus mengetahui beberapa jenis penyakit kelainan warna kulit,” jelasnya.

Melasma adalah bercak-bercak berwarna cokelat, biru kelabu, atau cokelat kelabu yang tak jarang menimpa wanita yang sudah melahirkan. Daerah wajah, leher, dan tangan ialah daerah yang paling tak jarang terkena.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive